Daftar Blog Saya

Minggu, 04 Mei 2014

My Idol

Foto Terbaru Rassya Islamay Passya
Foto Terbaru Rassya Islamay
credit image hot.detik.com
Teuku Ramly sendiri akhirnya memilih untuk menduda selama 6 tahun dan terakhir tepatnya pada tanggal 17 Maret 2013 lalu resmi mempersunting gadis belia yang masih berusia 21 tahun asal Makasar. Ini memang cukup menghebohkan masyarakat dengan pernikahan mereka ini karena perbedaan usianya yang sangat jauh.

Biodata Rassya Islamay Passya


  • Nama Lengkap : Rassya Islamay Passya
  • Nama Panggilan : Rasya, Teuku Rasya
  • Lahir : 4 Februari 1999
  • Nama Ayah : Teuku Ramly
  • Nama Ibu Kandung : Tamara Blezinky
  • Ibu Tiri : Nurahsheivirah
  • Akun Twitter : @TRP_Rassya

Rassya sendiri juga mengaku bahwa hubungannya dengan sang ibu tiri juga sangat dekat. Rassya memanggil ibu tirinya ini dengan sebutan Madre dan bahkan hubungan antara Rasya dan Nurah ini sendiri seperti adik kakak. Hal ini dibuktikan dengan beberapa Foto yang diunggak di jejaring sosial dimana ibu dan anak ini sangat dekat dan menunjukkan kebahagiaan dalam rumah tangganya.
Foto Rassya Islamay Passya dan Ibu Tirinya
Foto Rassya Islamay Passya dan Ibu Tirinya
credit image kapanlagi.com
Nurahsheivirah atau Madre sendiri saat melangsungkan pernikahan dengan ayah Rassya masih berstatus sebagai mahasiswa disalah satu perguruan tinggi di Sulawesi. Dan sempat digosipkan bahwa Teuku Ramly tidak ingin kalah dengan mantan sitrinya yang mendapatkan seorang berondong.
Begitu pula dengan hubungan Rassya Islamay Passya dengan Adik tirinya, juga sangat dekat. Hal ini diungkapkan Tamara saat ditemui wartawan. Bahkan dikabarkan, baik Rassya dan Tamara sering bertemu karena mereka sama sama berada di satu Gym.

winnie the pooh


tonton ni filmnya seru banget hehe

Fisika XI IPA - TERMODINAMIKA

Termodinamika adalah cabang fisika yang mempelajari tentang kalor dan usaha mekanik pada suatu system (contoh : gas)
Salah satu penerapan konsep termodinamika dalam teknologi
Kesetimbangan kalor terjadi jika tidak ada pertukaran kalor antara kedua benda tersebut saat bersentuhan. Kondisi ini hanya dapat dicapai jika suhu kedua benda tersebut sama.
Video Percobaan Termodinamika
B. Besaran-besaran dalam Termodinamika
Usaha (W)
Menentukan Usaha (W) dapat dilakukan dengan rumus atau dengan Grafik P-V

Fisika XI IPA - TEORI KINETIK GAS

Fisika XI IPA - FLUIDA STATIS DAN DINAMIS

Fluida Statis

Suatu zat yang mempunyai kemampuan mengalir dinamakan fluida. Cairan adalah salah satu jenis fluida yang mempunyai kerapatan mendekati zat padat. Letak partikelnya lebih merenggang karena gaya interaksi antar partikelnya lemah. Gas juga merupakan fluida yang interaksi antar partikelnya sangat lemah sehingga diabaikan. Dengan demikian kerapatannya akan lebih kecil.
Karena itu, fluida dapat ditinjau sebagai sistem partikel dan kita dapat menelaah sifatnya dengan menggunakan konsep mekanika partikel. Apabila fluida mengalami gaya geser maka akan siap untuk mengalir. Jika kita mengamati fluida statik, misalnya air di tempayan. Sistem ini tidak mengalami gaya geser tetapi mempunyai tekanan pada dinding tempayan.
Video Demonstrasi Fluida Statis - Mengapung dan Melayang
Fluida Statis
Pada kegiatan pertama ini dibahas mengenai fluida statik. Pada kehidupan sehari-hari, sering digunakan air sebagai contoh. Marilah kita perhatikan air tenang yang berada di tempayan.
Gambar 1. Gaya-gaya yang bekerja pada dinding tempayan
tempat fluida adalah gaya normal
Cairan yang berada dalam bejana mengalami gaya-gaya yang seimbang sehingga cairan itu tidak mengalir. Gaya dari sebelah kiri diimbangi dengan gaya dari sebelah kanan, gaya dari atas ditahan dari bawah. Cairan yang massanya M menekan dasar bejana dengan gaya sebesar Mg. Gaya ini tersebar merata pada seluruh permukaan dasar bejana sebagaimana diperhatikan oleh bagian cairan dalam kolom kecil pada gambar 2. Selama cairan itu tidak mengalir (dalam keadaan statis), pada cairan tidak ada gaya geseran sehingga hanya melakukan gaya ke bawah oleh akibat berat cairan dalam kolom tersebut:
W = m g = ρ V g (1)
di mana ρ adalah kerapatan zat cair dan V adalah volume kolom. Jika V = h ∆A, kita dapatkan:
W = ρ h ∆A g (2)
Jika berat itu ditopang oleh luasan ∆A, yang sebanding dengan luas ∆A, akibatnya gaya ini tersebar rata di permukaan dasar bejana.
Tekanan sebagai perbandingan gaya dengan luas, seperti diilustrasikan pada gambar 2.
gaya ρ h ∆A g
p = = = ρ g h (3)
luas ∆A
Di mana p adalah tekanan yang dialami dasar bejana. Dalam satuan tekanan diukur dalam N/m2, dan dinamai Pascal yang disingkat Pa.
Gambar 2. Cairan setinggi h menekan dasar bejana A
Sebagai contoh, misalnya akan kita cari tekanan dalam Pa, yang dialami dasar bejana cairan dengan ρ = 670 kg/m3 dan dalamnya 46 cm.
p = ρ g h = (670 kg/m3) (9,8 m/s2) (0,46 m)
= 3020 kg.m/s2 = 3020 n/m2 = 3020 pa
Tekanan adalah kuantitas skalar tanpa arah. Gaya yang menghasilkan tekanan yang bekerja pada permukaan adalah vektor yang arahnya selalu tegak lurus ke permukaan. Kita dapat menggunakan keadaan setimbang gaya-gaya yang bekerja pada bagian kecil cairan, seperti dilukiskan pada gambar 3.
Gambar 3. Keseimbangan gaya pada bagian kecil cairan.
Bagian kecil cairan yang tebalnya ∆A dan luas permukaan bagian atas (ada bagian bawah) A serta luas sisi lainnya A mengalami keseimbangan gaya. Dalam hal ini cairan tidak mengalami pergolakan yang mengakibatkan cairan mengalir. Tiap bagian dari cairan mestilah diam. Tekanan yang dilakukan bagian cairan lain pada bagian kecil cairan tersebut yang dilakukan oleh gaya-gaya F3 dan F4 saling meniadakan, demikian pula oleh gaya-gaya F5 dan F6. Gaya F2 mestilah cukup besar terhadap F1 agar dapat menopang bagian cairan tersebut.
Karena F3 = F4 dan F5 = F6, maka p3 (=F3/A2) = p4 (=F4/A2) dan p5 (=F5/A2) = p6 (F6/A2)
Sekarang, karena F2 > F1, maka
p2 A1 . p1 A1 = ρ g A1 ∆h
p2 . p1 = ρ g ∆h
atau
∆p = ρ g ∆h (4)
Jadi, apabila kerapatannya konstan, perubahan tekanan di antara dua titik di dalam cairan berbanding lurus dengan perbedaan kedalamannya. Pada kedalaman yang sama mempunyai tekanan yang sama. Selama variasi tekanan di dalam cairan statis hanya tergantung pada kedalamannya, maka penambahan tekanan dari luar yang dilakukan pada permukaan cairan, misalnya karena perubahan tekanan atmosfer atau tekanan piston, mestilah merupakan penambahan tekanan pada semua titik dalam cairan, seperti dikemukakan oleh Blaise Pascal (1623-1662), yang dikenal sebagai Hukum Pascal.
Tekanan yang dilakukan pada cairan dalam ruang tertutup, akan diteruskan kemana-mana sama besarnya termasuk dinding tempatnya.
Apabila kerapatan ρ (massa jenis) sangat kecil, misalnya fluida berbentuk gas, maka perbedaan tekanan pada dua titik di dalam fluida dapat diabaikan. Jadi di dalam suatu bejana yang berisi gas, tekanan gas di mana-mana adalah sama. Hal ini tentu saja bukan untuk ∆h yang sangat besar. Tekanan dari udara sangat bervariasi untuk ketinggian yang besar dalam atmosfer. Dalam kenyataan, kerapatan ρ berbeda pada ketinggian yang tidak sama dan ρ ini hendaklah kita ketahui sebagai fungsi dari h sebelum persamaan 3 di atas kita pergunakan.
Marilah kita perhatikan hal berikut ini. Andaikan ke dalam pipa berbentuk U dimasukkan dua jenis cairan yang tidak dapat bercampur secara sempurna, misalnya air dengan minyak tanah.
Gambar 4. Pipa berbentuk U berisi dua jenis cairan.
Setelah cairan yang kerapatannya ρ1 dimasukkan ke dalam pipa, cairan yang kedua dengan kerapatan ρ2 (di mana ρ1 > ρ2) dimasukkan ke salah satu pipa sehingga permukaan cairan yang pertama turun setinggi 1 di bawah cairan yang kedua itu, sedangkan permukaan lainnya naik setinggi 1 seperti dilukiskan pada gambar 4 di atas. Akan kita tentukan perbandingan kerapatan kedua jenis cairan tersebut. Pada gambar 4 titik C menyatakan keseimbangan tekanan. Tekanan di C yang dilakukan cairan di atasnya adalah
Untuk cairan pertama : p1 g 2 1
Untuk cairan kedua : p1 g 2 1
Sehingga :
ρ1 g 2 1 = ρ2 g (d + 2 1)
atau
ρ2 2 1
= ρ1 d + 2 1
Perbandingan kerapatan suatu bahan terhadap kerapatan air dinamakan kerapatan relatif atau gravitas spesifik dari bahan tersebut.
Archimedes mendapatkan suatu prinsip sebagai berikut. Apabila suatu benda dicelupkan ke dalam cairan (seluruhnya atau sebagian), benda itu mengalami gaya ke atas sebesar berat cairan yang dipindahkannya.
Apabila sebuah benda dicelupkan ke dalam cairan, seperti ditunjukkan dalam gambar 5, total gaya ke atas atau gaya angkat, dilakukan pada benda. Akibat gaya ini terdapat perbedaan tekanan pada bagian bawah dan bagian atas benda. Selama tekanan ini tergantung pada kedalaman cairan, dengan mudah dapat kita hitung gaya ke atas untuk sederhana, antara lain untuk balok tegar di mana salah satu permukaannya horizontal.
Gambar 5. Gaya-gaya yang dialami benda di dalam cairan.
Benda yang bentuknya sembarang, agak sulit kita menentukan tekanan karena bervariasinya titik-titik permukaan benda. Untuk itu prinsip Archimedes sangat membantu. Andaikan benda dikeluarkan dari dalam cairan akan menggantikan tempat benda sebanyak tempat yang tadinya ditempati oleh benda. Jika volume tempat benda itu telah diisi oleh cairan, ini menunjukkan bahwa adanya keseimbangan gaya yang terjadi antar cairan penyelubung dengan bagian cairan yang menggantikan tempat benda tersebut. Jadi gaya netto yang arahnya ke atas adalah sama dengan m1 g, di mana m1 adalah massa cairan yang mengisi volume yang ditinggalkan oleh benda.
Sekarang kita tinggalkan pengandaian tadi dengan benda sesungguhnya yang massanya mo. Cairan mestilah melakukan kontak dengan setiap titik pada permukaan benda yang memberikan gaya-gaya sama di mana-mana. Gaya ini mestilah sama dengan gaya penopang cairan yang volumenya adalah sama. Gaya ini adalah gaya angkat (ke atas) yang besar.
Fb = mf g = ρ1 Vg (5)
Di mana m1 adalah massa cairan yang dipindahkan oleh benda yang tercelup ke dalam cairan adalah kerapatan cairan. Gaya angkat ini arahnya vertikal ke atas.
Persamaan 5 dinamakan Prinsip Archimedes yang dikemukakan oleh Archimedes pada tahun 250 SM. Jika gaya ke atas lebih kecil daripada berat benda yang dicelupkan, mala benda itu akan tenggelam. Jika berat benda lebih kecil daripada gaya ke atas, benda itu akan terapung. Seandainya ρo adalah kerapatan benda, dengan volume V, maka beratnya
W = mo g = ρo V g
Gaya ke atas dinyatakan oleh persamaan 5.
Fb = ρ1 V g (6)
Netto gaya ke atas ketika benda semuanya tercelup dalam cairan
Fnet = Fb . W =( ρf. ρo) V g (7)
Jadi benda dengan kerapatan lebih besar dari kerapatan cairan akan tenggelam, dan yang lebih kecil akan terapung.

Fluida Dinamis

Ciri - ciri fluida ideal
1. tak termampatkan ( tidak kompresibel ), artinya bahwa fluida ideal tidak akan mengalami perubahan volume ( atau massa jenis ) ketika mendapatkan pengaruh tekanan.
2. tidak kental ( non - viskos ) , artinya fluida ideal tidak akan mengalami gesekan antara lapisan fluida satu dengan lapisan yang lain maupun dengan dinding saluran akibat gejala viskositas.
3. alirannya tidak bergolak ( non turbulen ), artinya fluida ideal memiliki aliran garis - arus ( streamline) sehingga tidak ada elemen fluida yang memiliki kecepatan sudut tertentu.
4. alirannya tidak bergantung waktu ( tunak ) artinya kecepatan fluida ideal di titik tertentu adalah konstan, namun kecepatan fluida pada dua titik yang berbeda boleh saja tidak sama. pada aliran tunak, garis arus ( lintasan yang dilalui oleh aliran fluida ) dalam suatu penampang aliran tampak berlapis - lapis, sehingga aliran tunak juga disebut aliran laminer ( berlapis)
Definisi aliran turbulen

Ketika melebihi suatu kelajuan tertentu, aliran fluida menjadi turbulen. Aliran turbulen ditandai oleh adanya aliran berputar.

Persamaan Kontinuitas

Debit adalah besaran yang menyatakan volume fluida yang mengalir melalui suatu penampang tertentu dalam satuan waktu tertentu.

Debit = Volume Fluida / Selang Waktu

Q = V / t

Persamaan debit kontinuitas

Pada fluida tak termampatkan debit fluida dititik mana saja selalu konstan

Perbandingan kecepatan fluida dengan luas dan diameter penampang- kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan luas penampang yang dilaluinya.- kelajuan aliran fluida tak termampatkan berbanding terbalik dengan kuadrat jari-jari penampang atau diameter penampang.

Daya oleh debit fluida

Debit fluida yang mengalir pada ketinggian tertentu dipengaruhi oleh gravitasi dan massa jenis air.

JADI PERSAMAAN KONTINUITAS
P1A1V1 = P2A2V2
TAK TERMAMPATKAN MAKA P1 = P2 KONSTAN
A1V1 = A2V2 = A3V3………..KONSTAN

Kimia XI IPA - Sistem koloid

Sistem dispers dan sistem koloid
SISTEM DISPERS
A. Dispersi kasar
(suspensi)
: partikel zat yang didispersikan berukuran lebih besar dari 100 nm.
B. Dispersi koloid
: partikel zat yang didispersikan berukuran antara 1 nm – 100 nm.
C. Dispersi molekuler
(larutan sejati)
: partikel zat yang didispersikan berukuran lebih kecil dari 1 nm.
Sistem koloid pada hakekatnya terdiri atas dua fase, yaitu fase terdispersi dan medium pendispersi.
Zat yang didispersikan disebut fase terdispersi sedangkan medium yang digunakan untuk mendispersikan disebut medium pendispersi.

JENIS KOLOID
Sistem koloid digolongkan berdasarkan pada jenis fase terdispersi dan medium pendispersinya.
- koloid yang mengandung fase terdispersi padat disebut sol.
- koloid yang mengandung fase terdispersi cair disebut emulsi.
- koloid yang mengandung fase terdispersi gas disebut buih
sifat-sifat koloid:
Sifat-sifat khas koloid meliputi :
a. Efek Tyndall
Efek Tyndall adalah efek penghamburan cahaya oleh partikel koloid.
b. Gerak Brown
Gerak Brown adalah gerak acak, gerak tidak beraturan dari partikel koloid.

Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+

Koloid As2S3 bermuatan negatif karena permukaannya menyerap ion S2-
c. Adsorbsi
Beberapa partikel koloid mempunyai sifat adsorbsi (penyerapan) terhadap partikel atau ion atau senyawa yang lain.
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorbsi (harus dibedakan dari absorbsi yang artinya penyerapan sampai ke bawah permukaan).
Contoh :
(i) Koloid Fe(OH)3 bermuatan positif karena permukaannya menyerap ion H+.
(ii) Koloid As2S3 bermuatan negatit karena permukaannya menyerap ion S2.
d. Koagulasi
Koagulasi adalah penggumpalan partikel koloid dan membentuk endapan. Dengan terjadinya koagulasi, berarti zat terdispersi tidak lagi membentuk koloid.
Koagulasi dapat terjadi secara fisik seperti pemanasan, pendinginan dan pengadukan atau secara kimia seperti penambahan elektrolit, pencampuran koloid yang berbeda muatan.
e. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid ini terjadi pada sol yaitu fase terdispersinya padatan dan medium pendispersinya cairan.

Koloid Liofil: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya besar terhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol kanji, agar-agar, lem, cat
Koloid Liofob: sistem koloid yang affinitas fase terdispersinya kecil terhadap medium pendispersinya.
Contoh: sol belerang, sol emas.
ELEKTROFERESIS dan DIALISIS
ELEKTROFERESIS

Elektroferesis adalah peristiwa pergerakan partikel koloid yang bermuatan ke salah satu elektroda.
Elektrotoresis dapat digunakan untuk mendeteksi muatan partikel koloid. Jika partikel koloid berkumpul di elektroda positif berarti koloid bermuatan negatif dan jika partikel koloid berkumpul di elektroda negatif berarti koloid bermuatan positif.
Prinsip elektroforesis digunakan untuk membersihkan asap dalam suatu industri dengan alat Cottrell.DIALISIS

Dialisis adalah proses pemurnian partikel koloid dari muatan-muatan yang menempel pada permukaannya.
Pada proses dialisis ini digunakan selaput semipermeabel.

Cara pembuatan koloid

A. Cara KondensasiCara kondensasi termasuk cara kimia.
kondensasi
Prinsip : Partikel Molekular ————–> Partikel Koloid
Reaksi kimia untuk menghasilkan koloid meliputi :
1. Reaksi Redoks
2 H2S(g) + SO2(aq) ® 3 S(s) + 2 H2O(l)
2. Reaksi Hidrolisis
FeCl3(aq) + 3 H2O(l) ® Fe(OH)3(s) + 3 HCl(aq)
3. Reaksi Substitusi
2 H3AsO3(aq) + 3 H2S(g) ® As2S3(s) + 6 H2O(l)
4. Reaksi Penggaraman
Beberapa sol garam yang sukar larut seperti AgCl, AgBr, PbI2, BaSO4 dapat membentuk partikel koloid dengan pereaksi yang encer.
AgNO3(aq) (encer) + NaCl(aq) (encer) ® AgCl(s) + NaNO3(aq) (encer)
B. Cara Dispersi
Prinsip : Partikel Besar —————-> Partikel Koloid
Cara dispersi dapat dilakukan dengan cara mekanik atau cara kimia:
1. Cara Mekanik
Cara ini dilakukan dari gumpalan partikel yang besar kemudian dihaluskan dengan cara penggerusan atau penggilingan.
2. Cara Busur Bredig
Cara ini digunakan untak membuat sol-sol logam.
3. Cara Peptisasi
Cara peptisasi adalah pembuatan koloid dari butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi (pemecah).
Contoh:
- Agar-agar dipeptisasi oleh air ; karet oleh bensin.
- Endapan NiS dipeptisasi oleh H2S ; endapan Al(OH)3 oleh AlCl3

Kimia XI IPA - Hidrolisi Garam

HIDROLISIS GARAM 


Reaksi asam dengan basa membentuk garam disebut reaksi penetralan. Akan tetapi reaksi penetralan tidaklah berarti membuat larutan garam menjadi netral. Sabun merupakan contoh garam yang bersifat basa. Bahasan dalam bab ini berkaitan dengan sifat larutan gararn. Pertama, Anda akan di ajak untuk menyelidiki sifat larutan garam. Selanjutnya akan dibahas teori yang menjelaskan sifat larutan garam tersebut, yaitu konsep hidrolisis. Pada bagian akhir akan dibahas rumus yang dapat digunakan untuk memperkirakan pH larutan garam berdasarkan konsentrasi dan tetapan ionisasi asam atau basa pembentuknya.

SIFAT LARUTAN GARAM DAN KONSEP HIDROLISIS
1.      sifat Larutan Garam
                     Sebagaimana Anda ketahui, garam merupakan senyawa ion, yang terdiri dari kation logam dan anion sisa asam. Kation garam dapat dianggap berasal dari suatu basa, sedangkan anionnya berasal dari suatu asam. Jadi, setiap garam mempunyai komponen basa (kation) & asam (anion). Perhatikanlah contoh berikut.

Contoh:
Natrium klorida (NaCI) terdiri dari kation Na+ yang dapat dianggap berasal dari NAOH. dan Cl- yang berasal dari HCl Di dalam air, NaCl terdapat sebagai ion-ion yang terpisah.
NaCI(aq) — Na+(aq) + C1-(aq)
Contoh:
Amonium sulfat [(NH4)2SO4] terdiri dari kation NH4+dan anion SO42-. IonNH4dapat dianggap berasal dari basa NH3 sedangkan ion SO42- berasal dari asam sulfat (H2SO4).di dalam larutannya, (NH4)2SO4 terdapat sebagai ion-ion yang terpisah.
(NH4)2SO4 (aq) — 2NH4 (aq) + SO42- (aq)

             Juga perlu Anda ingat kembali, bahwa sebagian asam dan basa tergolong elektrolit kuat sedangkan sebagian lainnya tergolong elektrolit lemah. Di antara asam dan basa yang biasa kita temukan, yang tergolong elektrolit kuat adalah:
Asam, Kuat     :H2SO4, HCI, HNO3 (juga HI, HBr, dan HClO4).
Basa kuat        :NaOH, KOH(sernua basa logam alkali) dan Ca(OH)2, Ba(OH)2 (semua basa logam alkali tanah, kecuali Be(OH)).
dari hasil percobaan diketahui bahwa sifat larutan garam bergantung pada kekuatan relatif asam basa penyusunnya.
·         Garam dari asam kuat dan basa kuat bersifat netral
·         Garam dari asam kuat dan basa lemah bersifat asam
·         Garam dari asam lemah dan basa kuat bersifat basa
·         Garam dari asam lemah dan basa lemah bergantung pada harga tetapan ionisasi asam dan tetapan ionisasi basanya (Ka dan Kb).
Ka > Kb bersifat asam
K, < Kb bersifat basa
Ka = Kb bersifat netral

2. Konsep Hidrolisis
               Kita telah melihat bahwa larutan garam ada yang bersifat asam, bersifat basa atau bersifat netral Sebagai contoh, larutan NH4C1 ternyata bersifat asam. sifat asam atau basa suatu larutan bergantung pada perbandingan konsentrasi ion H+ dengan konsentrasi ion OH-. Mungkin Anda akan bertanya, mengapa larutan NH4C1 bersifat asam([H+]>[0H-])? Bukankah NH4C1 dalam air hanya menghasilkan ion NH4 dan ion Cl-.Sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis. Hidrolisis merupakan istilah yang umum digunakan untuk reaksi zat dengan air (hidrolisis berasal dari kata hydro yang berarti air dan lysis yang berarti peruraian). Menurut konsep ini, komponen garam (kation atau anion) yang berasal dari asam lemah atau basa lemah bereaksi dengan air (terhidrolisis). Hidrolisis kation menghasilkan ion H30+ (H+), sedangkan hidrolisis anion menghasilkan ion hidroksida (OH-)
Gambar 8.1 (a) Warna merah muda dari fenoltalein dalam larutan Naf menunjukkan larutan itu bersifat basa, (b) warna kuning dari bromkresol-hijau dalam larutan NaHSO4 menunjukkan larutan ini bersifat asam.

Hidrolisis garam merupakan reaksi asam-basa Bronsted-Lowry. Sebagaimana telah kita ketahui, bahwa semakin kuat suatu asam, semakin lemah basa konjugasinya, dan sebaliknya. Jadi, komponen gararn yang berasal dari asam lemah atau basa lemah merupakan basa atau asam konjugasi yang relative kuat, dapat bereaksi dengan air; sedangkan komponen garam yang berasal dari asam kuat atau basa kuat merupakan basa atau asam konjugasi yang sangat lemah, tidak dapat bereaksi dengan air, Dalam hubungan ini, air dapat berlaku baik sebagai asam maupun sebagai basa. Marilah kita bahas empat jenis garam seperti telah disimpulkan sebelumnya.
a.       Garam dari Asam Kuat dan Basa kuat
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa kuat tidak terhidrolisis. Dengan demikian, larutannya bersifat netral.
Contoh
natrium klorida (NaCI) terdiri dari kation Na+ dan anion Cl-. Baik ion Na+ maupun ion Cl-berasal dari elektrolit kuat. Jadi, keduanya merupakan asam atau basa yang sangat lemah, sehingga keduanya tidak bereaksi dengan air.
NaCI(aq)       Na+(aq) + Cl-(aq)
Na+(aq) + H20(I)            (tidak ada reaksi)
Cl-(aq) + H20(l)            (tidak ada reaksi)
jadi. NaCI tidak mengubah perbandingan konsentrasi ion H+ dan OH- dalam air, dengan kata lain, larutan NaCI bersifat netral.
b.      Garam dari Basa Kuat dan Asam Lemah, '
Garam yang terbentuk dari basa kuat dan basa lemah akan mengalami hidrolisis sebagian  (parsial), yaitu hidrolisis anionnya yang berasal dari asam lemah. Hidrolisis anion ini akan menghasilkan ion OH-, sehingga larutan akan bersifat basa (pH > 7).
contoh
Natrium asetat terdiri dari kation Na+ dan anion CH3C00-. Ion Na+ berasal dari basa kuat (NaOH), sehingga tidak bereaksi dengan air (tidak terhidrolisis). Ion CH3COO- merupakan basa konjugasi dari asam lemah CH3COOH, sehingga bereaksi dengan air (mengalami hidrolisis). Jadi, NaCH3C0O terhidrolisis sebagian (parsial).
NaCH3C0O(aq)       Na+(aq)+CH3C00-(aq)
CH3C00-(aq) + H20(l)            CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Na+(aq) + H20(1)         (tidak ada reaksi)
hidrolisis menghasilkan ion OH-, maka larutan bersifat basa (pH > 7).
c.       Garam dari asam Kuat dan basa lemah
Garam yang terbentuk dari asam kuat dan basa lemah akan mengalami hidrolisis parsial,yaitu hidrolisis kationnya yang berasal dari basa lemah. Hidrolisis parsial ini akan menghasilkan ion H30+, sehingga larutan akan bersifat asam (pH < 7).
Contoh 1.
Amonium klorida (NH4CI) terdiri dari kation NH4+ dan anion C1-. Ion NH4+ yang merupakan asam konjugasi dari basa lemah NH3, mengalami hidrolisis; sedangkan ion Cl-, yang merupakan basa konjugasi dari asam kuat HCI, tidak terhidrolisis.
NH4CI(aq)       NH4+(aq)+Cl-(aq)
NH4+(aq)+H20(l)       NH3(aq)+H3O+(aq)
Cl-(aq)+H2O(/)         (tidak ada reaksi)
Hidrolisis parsial ini akan menghasilkan ion H30+, sehingga larutan bersifat asam
Contoh 2.
Aluminium sulfat [Al2(SO4)3] terdiri dari kation A13+ dan anion SO42- Dalam larutan ion A13+ mengikat beberapa molekul air membentuk kation terhidrasi Al(H20)63+. Kation terhidrasi ini bersifat sebagai asam, dapat memberi proton kepada air; sedangkan SO42-, yang merupakan basa konjugasi dari asam kuat H2SO4 tidak cukup kuat menarik proton. Oleh karena itu, Al2(SO4)3 terhidrolisis parsial dan larutan bersifat asam.
Al2(SO4)3 (aq)           2A13+(aq) + 3SO42-(aq)
A13+(aq) + 6H20(/)         AI(H20)63+ (aq)
AI(H20)63+(aq) + H20(l)           AI(H20)5(OH)2+ (aq) + H30+(aq)
SO42-(aq) + H20(l)           (tidak ada reaksi)
d.       Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Baik, kation maupun anion dari garam yang terbentuk dari asam lemah dan basa. terhidrolisis dalam air, sehingga disebut hidrolisis total.
Contoh:
Amoniumasetat (NH4CH3C00) terdiri dari kation NH4+ dan anion CH3000- ion NH4+ maupun ion CH3COO- berasal dari elektrolit lemah, keduanya terhidrolisis NH4CH3C00(aq)               NH4+(aq) + CH3C00-(aq)
NH4+(aq) + H20(l)            NH3(aq) + H30+(aq)
CH3COO-(aq) + H20(l)               CH3COOH(aq) + OH-(aq)
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan jika asam lebih lemah daripada basa (Ka<Kb), maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa. Jika basa lebih lemah dari asam (Kb<Ka), maka kation yang terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat asam. Sedangkan jika asam sama lemahnya dengan basa (Ka=Kb), larutan akan bersifat netral.

MENGHITUNG pH LARUTAN GARAM
Reaksi hidrolisis merupakan reaksi kesetimbangan. Meskipun hanya sebagian kecil dari garam itu yang mengalami hidrolisis, tetapi cukup untuk mengubah pH larutan. Tetapan kesetimbangan dari reaksi hidrolisis disebut tetapan hidrolisis dan dinyatakan dengan Kh
1.      garam dari Asam Kuat dan Basa Kuat
Garam yang berasal dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis, sehingga larutannya bersifat netral (pH = 7).
2.      garam dari Basa Kuat dan Asam Lemah
Garam  yang berasal dari basa kuat dan asam lemah mengalami hidrolisis parsil, yaitu hidrolisis  anion. Misal rumus kimia garam adalah LA, maka hidrolisis anion adalah sebagai
A-(aq) + H20(1)     HA(aq) + OH-(aq)             (8.1)
Tetapan  hidrolisis untuk reaksi (8.1) di atas adalah
Kh=
konsentrasi ion OH sama dengan konsentrasi HA, sedangkan konsentrasi kesetimbangan ion A- dapat dianggap sama dengan konsentrasi ion A- yang berasal dari garam (jumlah ion terhidrolisis dapat diabaikan). Jika konsentrasi ion A- itu dimisalkan M, maka persamaan 8.2 dapat dituliskan sebagai berikut.
Kh=I
[OH-]=
selanjutnya, harga tetapan hidrolisis Kh dapat dikaitkan dengan tetapan ionisasi asam CH3COOH (Ka) dan tetapan kesetimbangan air (Kw)

HA(aq)            A-(aq) + H+(aq)                       K=Ka
A-(aq) + H20(1)              HA(aq) + OH-(aq)    K=Kh
H20(1)     H+(aq) + OH-(aq)                            K=kw
Menurut prinsip kesetimbangan, untuk reaksi-reaksi kesetimbangan di atas berlaku persamaan berikut.
Kx x Kh = Kw
atau
Kh
Penggabungan Persamaan 8.3 dengan Persamaan 8.4 menghasilkan persamaan berikut.

[OH-]=
            dengan Kw= tetapan kesetimbangan air
                        Ka= tetapan ionisasi asam lemah
                        M= konsentrasi anion yang terhidrolisis
Contoh            *1 Menghitung pH. larutan garam
Tentukanlah pH larutan Ca(CH3COO)2 0,1 M; Ka CH3COOH = 1,8 x 10-5.
Analisis masalah:
Ca(CH3C00)2 merupakan garam yang berasal dari basa kuat dan asam lemah, sehingga anionnya akan mengalami hidrolisis dan sifat larutan garam adalah basa.
Ca(CH3C00)2(aq)        Ca2+(aq)+2 CH3C00- (aq)
0,1 M                           0,1 M               0,2 M
Oleh karena Kw Ka, dan kemolaran anion yang terhidrolisis (CH3C00-) diketahui penyelesaiannya tinggal memasukkan data yang ada ke dalam rumus.
Jawab:
[OH-]  =
[OH-    ]=.4)
             =
=1,05 X 10-5
pOH    =-log[OH-]
=-log 1,05 x 10-5=5-log 1,05
pH       = 14-pOH
=9+log 1,05
            = 9,02
_Pic4


3.      Garam dari Asam Kuat dan Basa Lemah
Garam yang  berasal dari asam kuat dan basa lemah mengalami kation. Jika kation yang terhidrolisis itu dimisalkan BH+, maka reaksi hidrolisis serta persamaan tetapan hidrolisisnya sebagai berikut:
BH+ +H20(l)         B(aq) + H30+(aq)         …..(8.6)
Kh=                                       ……….(8.7)
Konsetrasi BH+ mula-mula bergantung pada konsentrasi garam yang dilarutkan. Misal konsentrasi BH+ mula-mula = M dan_konsentrasi BH+ yang terhidrolisis = x, maka konsentrasi kesetimbangan dari semua komponen pada Persamaan 8.6 adalah sebagai berikut:.

BH+(aq) + H20(l)         B(aq) + H30+(aq)
Mula-mula       :M                                -                       -
Bereaksi          :-x                                +x                    +x
Setimbang       :M-x                            x                      x
oleh karena nilai x relatif kecil jika dibandingkan terhadap M, maka M - x = M. Dengan penertian itu serta mengganti H30+ dengan H+, maka Persamaan 8.7 dapat ditulis sebagai
berikut:
Kh=

[H+] =                         ……..(8.8)
sebaimana halnya penurunan Persamaan 8.4, harga Kh pada persamaan 8.8 di atas dapat dikaitkan dengan tetapan ionisasi basa (Kb) dan tetapan kesetimbangan air (Kw)
            BH+(aq) + H20(l)         B(aq) + H30+(aq)    K = Kh
            B(aq) + H20(l)         BH+(aq) + OH-(aq) K = Kb




H20(l) + H20(l)        H30+(aq) + OH-(aq)
H20(l)          H+(aq) + OH-(aq)          K = Kw.

Menurut prinsip kesetimbangan, berlaku:
Kh x Kb = Kw
atau
Kh=
Penggabungan Persamaan 8.8 dengan Persamaan 8.9, akan menghasilkan persamaan berikut:
[H+]=
dengan Kb = tetapan ionisasi basa lemah pembentuk garam
M = molaritas kation (komponen garam yang mengalami hidrolisis)
Kw = tetapan kesetimbangan air
Contoh Soal 8.2 Menghitung pH larutan garam
Berapakah pH larutan 0,1 M NH4C1? Kb NH3 = 1,8 x 10-5
Analisis masalah:
Amonium klorida (NH4C1) merupakan garam yang berasal dari basa lemah (NH3) dan asam kuat (HCI), kationnya mengalami hidrolisis, sehingga larutan garamnya bersifat asam, pH larutan dihitung dengan rumus:
[H+]=
Oleh karena Kw Kb, dan kemolaran (M) ion yang terhidrolisis diketahui, maka penyelesaiannya tinggal memasukkan data yang ada ke dalam rumus.
Jawab:
[H+]=
=
=7,45 x 10-6
pH = 5,1


4.      Garam dari Asam Lemah dan Basa Lemah
Garam yang berasal dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total (kation dan anion mengalami hidrolisis). Adapun pH larutan, secara kuantitatif sukar dikaitkan dengan harga Ka dan Kb maupun dengan konsentrasi garam. pH larutan yang tepat hanya dapat ditentukan melalui pengukuran. pH larutan dapat diperkirakan dengan rumus:
[H+]=;Kh=
Sifat larutan bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa yang bersangkutan. Jika lebih lemah daripada basa (Ka < Kb), maka anion akan terhidrolisis lebih banyak dan larutan akan bersifat basa. Jika basa lebih lemah dari asam (Kb < Ka), maka kation yang terhidrollsis lebih banyak dan larutan akan bersifat asam. Sedangkan jika asam sama lemahnya dengan basa (Ka = Kb), larutan akan bersifat netral.

RANGKUMAN
1.      sifat larutan garam bergantung pada kekuatan relatif asam dan basa penyusunnya.
2.      sifat larutan garam dapat dijelaskan dengan konsep hidrolisis.
3.      hidrolisis garam adalah reaksi antara komponen garam yang berasal dari asam atau basa lemah degan air.
4.      garam dari asam kuat dan basa kuat tidak mengalami hidrolisis, larutannya bersifat netral.
5.      garam dari asam lemah dan basa kuat mengalami hidrolisis parsial (hidrolisis anion), larutannya larutannya bersifatt basa.
[OH-]=;Kh=
6.      garam dari asam kuat dan basa lemah mengalami hidrolisis parsial (hidrolisis kation), larutannya bersifat asam.
[H+]=; Kh=
7.      Garam dari asam lemah dan basa lemah mengalami hidrolisis total, sifat larutannya bergantung pada harga Ka asam dan Kb basa pembentuknya.
[H+]=;Kh=